Tangsel, 13/02/24. Lembaga Pengkajian dan Penerapan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPP-AIK) Universitas Muhammadiyah Jakarta sukses menggelar workshop mata kuliah AIK bagi program sarjana.
Kegiatan Workshop dilaksanakan di Ruang Sidang Gedung Perintis UMJ, Pada Senin-Selasa 12-13 Februari 2024. Hari pertama dilakukan peninjauan oleh internal LPP-AIK dan hari kedua dilaksanakan beserta pihak-pihak terkait, diantaranya UPP AIK, Wadek III Fakultas dan beberapa perwakilan Dosen AIK.
Hadir dalam kegiatan tersebut sekaligus memberikan sambutan dan arahan Rektor UMJ, Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si., dan Ketua LPP-AIK UMJ Drs. Fakhrurazi, MA.
Dalam sambutan awal, Ketua LPP-AIK UMJ Drs. Fakhrurazi, MA menyampaikan substansi dan pentingnya kegiatan tinjauan kurikulum ini.
“Subsatansi dari perubahan atau revisi kurikulum ini yaitu menyesuaikan materi kajian itu sesuai dengan kurikulum merdeka. Selain itu, kurikulum juga hendaknya ditinjau secara rutin empat tahun sekali. Terlebih kurikulum AIK ini terakhir direvisi pada tahun 2017, dan sebelumnya peninjauan dilakukan pada tahun 2012. Maka pada 2024 ini sudah waktunya kita tinjau kembali agar sesuai dengan kondisi pada saat ini”. Pungkasnya.
Pada kesempatan ini, sambutan kedua disampaikan oleh Warek IV Dr. Septa Candra, S.H., MH., menurutnya harapan kegiatan tinjauan kurikulum dapat sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan.
“Dengan adanya tinjauan kurikulum ini diharapkan itu dapat menyesuaikan kurikulum sampai nanti pada RPSnya secara detail. artinya apa, menyesuaikan dari perkembangan dan kebutuhan saat sekarang. Selain itu kita perlu juga menyamakan persepsi bahwa, diharapkan mata kuliah AIK ini juga dapat diterima oleh peserta didik, bukan menjadi momok yang menakutkan”. ungkap Septa.
Selain itu, Rektor UMJ Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si menuturkan bahwa perlu ada integrasi bukan hanya pada mata kuliah AIK, tetapi juga pada rasa.
“Saya sejak awal berharap sekali memang ada integrasi bukan hanya sebatas mata kulliah AIK, tapi juga ada hal lainnya yang selama ini belum maksimal, terutama dalam konteks membangun rasa sebagai orang Muhammadiyah dikalangan mahasiswa”. Pungkasnya.
Selain itu Rektor UMJ yang akrab disebut MMA itu menyampaikan bahwa paling minim orang yang berkuliah di kampus Muhammadiyah itu tidak memusuhi Muhammadiyah.
“Mereka kuliah di Muhammadiyah tidak untuk di Muhammadiyah-kan, bukan untuk menjadi Muhammadiyah. Tapi kan tentu kita ada ikhtiar-ikhtiar bersama gitu kan, yang sering saya katakan paling minim orang yang berkuliah di Muhammadiyah Ketika sudah keluar dari Muhammadiyah itu tidak memusuhi Muhammadiyah“. ungkapnya.
Selain itu turut hadir pula memberikan materi tentang kurikulum, diantaranya Warek I Dr. Muhammad Hadi, M.Kep., Prof. Budiyanto, MT selaku ketua LP4 UMJ, Lembaga yang membidangi kurikulum yang memberikan paparan tentang kurikulum.